Tanaman buah yang subur, berbuah lebat, memiliki rasa enak adalah dambaan setiap pemiliknya. Bagaimana mendapatkan buah yang demikian? Pemupukan adalah jawabannya.

Untuk kelangsungan hidupnya, tanaman butuh unsur-unsur hara yang tersedia di dalam tanah. Namun tidak selamanya tanah mampu menyediakan semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Kian lama persediaan hara dalam tanah kian berkurang karena sudah diserap oleh tanaman. Kadang-kadang bahkan sampai habis. Akibatnya tanaman menderita, dan mungkin bisa mati karena kekurangan makanan. Oleh sebab itu perlu ditambahkan unsur hara yang diperlukan tanaman, melalui pemupukan.

Pupuk memang diperlukan tanaman. Tetapi tidak semua tanaman sama kebutuhannya. Lagi pula tidak semua jenis pupuk cocok untuk satu jenis tanaman.

Jenis-jenis Pupuk

Paling tidak ada 16 unsur yang diperlukan tanaman untuk menunjang pertumbuhan tanaman yang sehat dan normal. Tiga unsur (C, O dan H) diperoleh dari udara, dan 13 unsur lainnya tersedia di dalam tanah. Dari 13 unsur yang tersedia di dalam tanah, ada 6 unsur yang dibutuhkan dalam jumlah banyak sehingga disebut unsur makro. Tiga unsur di antaranya mutlak harus ada bagi tanaman, yaitu N, P dan K. Sedangkan 3 unsur lainnya (S, Ca dan Mg), meskipun dibutuhkan dalam jumlah banyak, perannya kurang begitu penting dibandingkan dengan N, P dan K tadi.

Unsur lain di luar keenang yang sudah disebut tadi pun sangat dibutuhkan tanaman, tapi dalam jumlah yang sangat sedikit sehingga disebut unsur mikro, yaitu C1, Mn, Fe, Cu, Zn, B dan Mo. Diperkirakan dalam jangka waktu cukup lama unsur mikro ini tetap tersedia dalam tanah. Jika salah satu unsur tidak tersedia, tanaman akan tumbuh tidak sempurna. Pemupukan juga dimaksukan untuk menutup kekurangan unsur makro maupun mikro ini agar tanaman tetap dapat terpenuhi kebutuhannya.

Berbagai jenis pupuk dapat diperoleh di kios-kios pertanian. Pupuk-puk itu dibedakan berdasarkan asalnya, kandungan unsur hara di dalanya, bentuknya, atau cara pemakaiannya. Menurut asalnya, dibedakan pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam, dikenal juga dengan sebutan pupuk organik, terjadi karena proses alam. Termasuk di dalamnya pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, guano, dan pupuk gambut. Pupuk buatan, yang juga disebut pupuk anorganik, ialah semua jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dari bahan kimia anorganik berkadar tinggi.

Misalnya pupuk urea, TSP, KCI. Kalau mengandung satu unsur saja, pupuk itu disebut pupuk tunggal, misalnya urea yang hanya mengandung N saja. Kalau mengandung unsur hara lebih dari satu disebut pupuk majemuk. Menurut bentuknya, dikenal pupuk padat dan cair. Berdasarkan cara pemakaiannya, ada pupuk yang diberikan lewat akar dan ada pula yang diberikan melalui daun.

A. Pupuk Alam (Pupuk Organik)
Keuntungan menggunakan pupuk organik adalah dapat memperbaiki struktur dan tekstur tanah, serta memperbesar kapasitas menahan air. Selain itu pupuk organik juga bermanfaat menambah persediaan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman.

1. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang diperoleh dari kotoran hewan piaraan seperti sapi, kambing, kerbau, ayam, kuda dan babi. Hewan piaraan ini menghasilkan pupuk kandang yang berbeda-beda kandungan unsur haranya, tergantung makanan yang diberikan pada hewan itu. Misalnya, kalau makanan yang diberikan banyak mengandung nitrogen, maka kotoran yang dihasilkan juga banyak mengandung nitrogen.

Sebelum digunakan, pupuk kandang harus terbebas dari berbagai hama yang menggangu tanaman, seperti rayap atau lundi. Selain itu pupuk kandang harus sudah matang. Ciri-ciri pupuk kandang yang sudah matang adalah warnanya cokelat kehitaman, kalau dipegang terasa dingin dan tidak lengket. Pupuk kandang yang belum matang masih akan mengalami proses dekomposisi, dan bila diberikan pada tanaman dapat mengakibatkan tanaman mati.

2. Kompos
Kompos adalah pupuk organik yang diperoleh dari hasil pelapukan berbagai bahan nabati, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang/rumput, dedak, kotoran hewan dan sampah. Kandungan hara dalam kompos sangat bervariasi, tergantung bahan yang di komposkan, cara pengomposan dan penyimpanannya. Tetapi yang menonjol dari kompos ini adalah kadar organiknya yang tinggi.
Bagaimana memilih kompos yang baik ? Dilihat dari penampilannya sulit dibedakan, mana kompos yang baik atau kurang baik. Yang pasti, kompos yang penguraiannya telah berhenti (sudah 2,5 bulan) butirannya halus, dan berwarna cokelat kehitaman adalah kompos yang siap digunakan.

3. Pupuk Hijau
Pupuk organik ini berasal dari tanaman atau bagian tanaman yang masih segar, yang dibenamkan ke dalam tanah untuk menambah bahan-bahan organik dan unsur hara dalam tanah, terutama nitrogen. Pupuk hijau mampu mengikat N dari udara bebas, kalau ia berasa dari tanaman leguminosae (berbuah polong atau berbunga kupu-kupu). Pengikatan N ini dilakukan oleh bakteri Rhizobium legumisum yang banyak terdapat pada bintil akar tanaman berbuah polong itu.

Namun penambahan pupuk hijau kepada tanah yang sudah banyak mengandung nitrogen, tidak akan banyak berguna. Baru bila tanah benar-benar kekurangan N, pemberian itu sangat bermanfaat untuk kesuburannya. Beberapa keuntungan penggunaan pupuk hijau ialah memperkaya tanah dengan humus atau bahan organik, memberi pengaruh baik terhadap kehidupan jasad renik dalam tanah. Selain itu ia dapat pula mengembalikan unsur hara yang tercuci, dan menambah unsur N serta unsur-unsur lainnya.

4. Pupuk Guano
Pupuk guano sebenarnya berasal dari kotoran berbagai jenis burung laut dan kelelawar yang hidup di pantai Peru. Tetapi kini, setiap kotoran yang tertimbun dalam gua kelelawar disebut guano, meskipun tidak berasal dari Peru. Bahkan kotoran burung walet pun disebut pula guano. Manfaat pupuk ini bagi tanaman tidak kalah dibanding pupuk organik lainnya. Pupuk kotoran kelelawar yang berasal dari gua kapur merupakan kotoran binatang yang lengkap kandungan unsur haranya. Ia terkenal kaya dengan N, P, K, Mg, S dan KCI. Bahkan kadar nitrogennya jauh lebih tinggi dibanding dengan kotoran sapi, kambing kuda dan ayam (bisa 5 % lebih).

Akan tetapi pengadaan pupuk kelelawar ini sulit sekali. Untuk mendapatkannya, orang harus mencarinya sampai ke gua-gua tempat kelelawar bersarang. Oleh karena itu harganya mahal. Umumnya pupuk kelelawar jarang disebrikan murni pad atanaman, tapi dicampur dengan pupuk kandang atau kompos. Kotoran kelelawar yang sudah matang wujudnya seperti kompos yang dihaluskan, berwarna hitam, serta agak lembap. Baunya lebih menusuk dibanding dengan pupuk organik lainnya.

5. Pupuk Gambut
Pupuk organik ini jarang terdapat di toko-toko saptoran Jakarta. Namun di Jawa Tengah, khususnya daerah Tuntang, pupuk ini banyak dijajakan. Gambut diambil dari dasar rawa, kemudian ditiriskan selama 15 hari hingga kering.

Pupuk gambut mengandung unsur N, P, dan K lebih banyak dibanding dengan pupuk kandang dan kompos. Kandungan N-nya 1,27 %, P1, 13 % dan K 0,76 %. Seperti halnya pupuk organik lain, ia mampu menikatkan kemampuan tanah untuk menahan air. Karena gambut sangat porous, akar tanaman lebih bebas menembus, dan peredaran udara dalam tanah pun lebih lancar. Selain itu, pupuk gambut bebas dari biji gulma dan hama/penyakit yang membahayakan tanaman.

B. Pupuk Buatan (Pupuk Anorganik)
Pupuk buatan banyak sekali jenisnya. Bentuk, warna dan cara pemakaiannya pun beragam. Meskipun banyak jenisnya, dilihat dari hara yang dikandungnya Cuma ada dua kelompok, yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Dewasa ini pupuk majemuk semakin digemari karena penggunaannya amat menguntungkan. Di antaranya dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Sekali memupuk, beberapa unsur hara sekaligus terpenuhi. Akibatnya, peredaran pupuk tunggal dan majemuk di pasar tidak seimbang. Pupuk tunggal hanya satu dua, sementara pupuk majemuk semakin banyak jenisnya yang dipasarkan.

1. Pupuk Tunggal
Pupuk Tunggal Umumnya terdiri dari pupuk nitrogen (N), pupuk fosfor (P) dan pupuk kalium (K). Pupuk N ada beberapa jenis. Namun yang populer hanya dua yaitu ZA (zwavelzure ammoniak) dan urea. ZA mengandung 20-21 % N, dan kurang cocok untuk pupuk dasar. Pupuk ini bersifat asam dan mudah larut dalam air. Sedang kandungan N dalam urea kira-kira 46 %. Urea bersifat agak netral, mudah laur dalam air tetapi harus melalui proses kimia yang diselenggarakan oleh bakteri tanah agar bisa diserap akar tanaman.
Pupuk P juga ada beberapa jenis. Yang populer di kalangan petani hanya ES (Enkel Superfosfat), DS (Dubbel Superfosfat) dan TSP (Triple Superfosfat), Pupuk ES mudah larut dalam air, reaksinya sangat cepat, dan mudah hanyut oleh air. Sifat pupuk DS dan TSP netral, dan agak lambat larut. Oleh sebab itu bisa diberikan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Akhirnya pupuk ZK (Zwavelzure Kali), KCI (Kalium Chlorida) dan Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat) adalah jenis pupuk tunggal kalium juga.

2. Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk yang diberikan lewat akar umumnya merupakan gabungan beberapa unsur N, P, dan K dalam satu pupuk. Misalnya pupuk NP, NK, PK dan NPK. Pupuk NP adalah pupuk majemuk, yang mengandung unsur N dan P. Beberapa jenis yang cukup dikenal misalnya Ammofos, Diammofos dan Leunafos. Pupuk NK merupakan pupuk gabungan antara hara N dan K, misalnya Patozote, Nitrapo dan Sendawa Kali. Sedangkan pupuk PK mengandung gabungan pupuk P dan K, seperti misalnya Kaliummetafosfat dan Monokalsiumfosfat. Belakangan ini pupuk NP, Nk dan PK kurang digemari. Perhatian masyarakat beralih ke pupuk majemuk yang mengandung 3 unsur sekaligus : N, P dan K, yaitu pupuk NPK.

3. Pupuk Daun
Pupuk daun adalah segala jenis pupuk buatan yang diberikan lewat daun dengan penyemprotan. Pupuk daun umumnya berupa pupuk majemuk yang berisi hara lengkap tidak hanya unsur makro, tetapi juga unsur mikro. Kandungan NPK tidak selalu sama untuk setiap jenis pupuk.

Apa kelebihan pupuk daun ? Selain kandungan unsurnya lengkap, pengaruh pemupukan lebih cepat terlihat karena penyerapan hara terjadi dengan lebih baik. Penyerapan ini tidak hanya melalui stomata daun, tapi juga melalui lapisan epidermisnya. Kemungkinan adanya pupuk yang hilang karena digunakan oleh mikroorganisme, tercuci, terfiksasi, atau digunakan oleh tanaman lain kecil sekali. Selain itu, pemakaian pupuk daun juga tidak merusak dan menyebabkan tanah menjadi keras.

Meskipun mempunyai kelebihan, hendaknya pupuk daun digunakan sebagai pelengkap saja bagi pupuk yang diberikan lewat akar. Pupuk daun sangat baik untuk mengobati tanaman yang sedang menderita sakit kekurangan hara. Semacam penyakit “kurang gizi”. Berbagai macam pupuk daun sudah banyak beredar di pasaran. Ada yang berbentuk larutan, ada pula yang berbentuk kristal halus. Yang berbentuk larutan, cara pemakaiannya harus diencerkan dulu dalam air. Sedangkan yang berbentuk kristal harus dilarutkan dulu dalam air agar memperoleh kepekatan tertentu.

Kami menyediakan segala jenis pupuk dengan kualitas terbaik.

Hubungi Nanang Aidil Kadri HP : 08126354132

Komentar Via Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *